Skip to main content

Sejarah VOC


Lahirnya VOC
Seperti telah dijelaskan di muka bahwa tujuan kedatangan orang-orang Eropa
ke dunia timur antara lain untuk mendapatkan keuntungan dan kekayaan.
Tujuan ini boleh dikatakan dapat dicapai setelah mereka menemukan
rempah-rempah di Kepulauan Nusantara. Berita tentang keuntungan
yang melimpah berkat perdagangan rempah-rempah itu menyebar luas.
Dengan demikian semakin banyak orang-orang Eropa yang tertarik pergi
ke Nusantara. Mereka saling berinteraksi dan bersaing dalam meraup
keuntungan berdagang. Para pedagang atau perusahaan dagang Portugis
bersaing dengan para pedagang Belanda, bersaing dengan para pedagang
Spanyol, bersaing dengan para pedagang Inggris, dan seterusnya. Bahkan
tidak hanya antarbangsa, antarkelompok atau kongsi dagang, dalam satu
bangsapun mereka saling bersaing. Oleh karena itu, untuk memperkuat
posisinya di dunia timur masing-masing kongsi dagang dari suatu negara
membentuk persekutuan dagang bersama. Sebagai contoh seperti pada
tahun 1600 Inggris membentuk sebuah kongsi dagang yang diberi nama East
India Company (EIC). Kongsi dagang EIC ini kantor pusatnya berkedudukan di
Kalkuta, India. Dari Kalkuta ini kekuatan dan setiap kebijakan Ingris di dunia
timur, dikendalikan. Pada tahun 1811 kedudukan Inggris begitu kuat dan
meluas bahkan pernah berhasil menempatkan kekuasaannya di Nusantara.
Persaingan yang cukup keras juga terjadi di antarperusahaan dagang
orang-orang Belanda. Masing-masing ingin memenangkan kelompoknya
agar mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Kenyataan ini mendapat
perhatian khusus dari pihak pemerintah dan parlemen Belanda, sebab persaingan antarkongsi Belanda juga akan merugikan Kerajaan Belanda
sendiri. Terkait dengan itu, maka pemerintah dan Parlemen Belanda (Staten
Generaal) pada 1598 mengusulkan agar antarkongsi dagang Belanda bekerja
sama membentuk sebuah perusahaan dagang yang lebih besar. Usulan
ini baru terealisasi empat tahun berikutnya, yakni pada 20 Maret 1602
secara resmi dibentuklah persekutuan kongsi dagang Belanda di Nusantara
sebagai hasil fusi antarkongsi yang telah ada. Kongsi dagang Belanda ini
diberi nama Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) atau dapat disebut
dengan “Perserikatan Maskapai Perdagangan Hindia Timur/Kongsi Dagang
India Timur”. VOC secara resmi didirikan di Amsterdam. Adapun tujuan
dibentuknya VOC ini antara lain untuk: (1) menghindari persaingan yang
tidak sehat antara sesama kelompok/kongsi pedagang Belanda yang telah
ada, (2) memperkuat kedudukan Belanda dalam menghadapi persaingan
dengan para pedagang negara lain.
VOC dipimpin oleh sebuah dewan yang beranggotakan 17 orang, sehingga
disebut “Dewan Tujuh Belas” (de Heeren XVII). Mereka terdiri dari delapan
perwakilan kota pelabuhan dagang di Belanda. Markas Besar Dewan ini
berkedudukan di Amsterdam. Dalam menjalankan tugas, VOC ini memiliki
beberapa kewenangan dan hak-hak antara lain:
1.  melakukan monopoli perdagangan di wilayah antara Tanjung
Harapan sampai dengan Selat Magelhaens, termasuk Kepulauan
Nusantara,
2.  membentuk angkatan perang sendiri,
3.  melakukan peperangan,
4.  mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat,
5.  mencetak dan mengeluarkan mata uang sendiri,
6.  mengangkat pegawai sendiri, dan
7.  memerintah di negeri jajahan.
Sebagai sebuah kongsi dagang, dengan kewenangan dan hak-hak di atas,
menunjukkan bahwa VOC memiliki hak-hak istimewa dan kewenangan yang
sangat luas. VOC sebagai kongsi dagang bagaikan negara dalam negara.
Dengan memiliki hak untuk membentuk angkatan perang sendiri dan boleh
melakukan peperangan, maka VOC cenderung ekspansif. VOC terus berusaha
memperluas daerah-daerah di Nusantara sebagai wilayah kekuasaan dan
monopolinya. VOC juga memandang bangsa-bangsa Eropa yang lain sebagai
musuhnya. Mengawali ekspansinya tahun 1605 VOC telah berhasil mengusir
Portugis dari Ambon. Benteng pertahanan Portugis di Ambon dapat diduduki
tentara VOC. Benteng itu kemudian oleh VOC diberi nama Benteng Victoria.

Pada awal pertumbuhannya sampai tahun 1610,
“Dewan Tujuh Belas” secara langsung harus
menjalankan tugas-tugas dan menyelesaikan
berbagai urusan VOC, termasuk urusan
ekspansi untuk perluasan wilayah monopoli.
Dapat Kamu bayangkan “Dewan Tujuh Belas”
yang berkedudukan di Amsterdam, Belanda
mengurus wilayah yang ada di Kepulauan
Nusantara. Sudah barang tentu “Dewan Tujuh
Belas” tidak dapat menjalankan tugas seharihari
secara cepat dan efektif. Sementara itu
persaingan dan permusuhan dengan bangsa-
bangsa lain juga semakin keras. Berangkat dari
permasalahan ini maka pada 1610 secara kelembagaan diciptakan jabatan
baru dalam organisasi VOC, yakni jabatan gubernur jenderal. Gubernur
jenderal merupakan jabatan tertinggi yang bertugas mengendalikan
kekuasaan di negeri jajahan VOC. Di samping itu juga dibentuk “Dewan
Hindia” (Raad van Indie). Tugas “Dewan Hindia” ini adalah memberi nasihat
dan mengawasi kepemimpinan gubernur jenderal. Gubernur jenderal VOC
yang pertama adalah Pieter Both (1610-1614). Sebagai gubernur jenderal
yang pertama, Pieter Both sudah tentu harus mulai menata organisasi kongsi
dagang ini sebaik-baiknya agar harapan mendapatkan monopoli perdagangan
di Hindia Timur dapat diwujudkan. Pieter Both pertama kali mendirikan pos
perdagangan di Banten pada tahun 1610. Pada tahun itu juga Pieter Both
meninggalkan Banten dan berhasil memasuki Jayakarta. Penguasa Jayakarta
waktu itu, Pangeran Wijayakrama sangat terbuka dalam hal perdagangan.
Pedagang dari mana saja bebas berdagang, di samping dari Nusantara juga
dari luar seperti dari Portugis, Inggris, Gujarat/India, Persia, Arab, termasuk
juga Belanda. Dengan demikian Jayakarta dengan pelabuhannya Sunda
Kelapa menjadi kota dagang yang sangat ramai. Kemudian pada tahun 1611
Pieter Both berhasil mengadakan perjanjian dengan penguasa Jayakarta,
guna pembelian sebidang tanah seluas 50x50 vadem ( satu vadem sama
dengan 182 cm) yang berlokasi di sebelah timur Muara Ciliwung. Tanah
inilah yang menjadi cikal bakal hunian dan daerah kekuasaan VOC di tanah
Jawa dan menjadi cikal bakal Kota Batavia. Di lokasi ini kemudian didirikan
bangunan batu berlantai dua sebagai tempat tinggal, kantor dan sekaligus
gudang. Pieter Both juga berhasil mengadakan perjanjian dan menanamkan
pengaruhnya di Maluku dan berhasil mendirikan pos perdagangan di Ambon.
VOC semakin merajalela

Pada tahun 1614 Pieter Both digantikan oleh Gubernur Jenderal Gerard Reynst
(1614-1615). Baru berjalan satu tahun ia digantikan gubernur jenderal yang
baru yakni Laurens Reael (1615-1619). Pada masa jabatan Laurens Reael ini
berhasil dibangun Gedung Mauritius yang berlokasi di tepi Sungai Ciliwung.
Orang-orang Belanda yang tergabung dalam VOC itu memang cerdik. Pada
awalnya mereka bersikap baik dengan rakyat. Hubungan dagang dengan
kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara juga berjalan lancar. Bahkan
seperti telah djelaskan di atas, orang-orang Belanda di bawah pimpinan
Gubernur Jenderal Pieter Both diizinkan oleh Pangeran Wijayakrama untuk
membangun tempat tinggal dan loji di Jayakarta. Sikap baik rakyat dan para
penguasa setempat ini dimanfaatkan oleh VOC untuk semakin memperkuat
kedudukannya di Nusantara. Lama kelamaan orang-orang Belanda mulai
menampakkan sikap congkak, dan sombong. Setelah merasakan nikmatnya
tinggal di Nusantara dan menikmati keuntungannya yang melimpah dalam
berdagang, Belanda semakin bernafsu ingin menguasai dan kadang-kadang
melakukan paksaan dan kekerasan. Hal ini telah menimbulkan kebencian
rakyat dan para penguasa lokal. Oleh karena itu, pada tahun 1618 Sultan
Banten yang dibantu tentara Inggris di bawah Laksamana Thomas Dale berhasil
mengusir VOC dari Jayakarta. Orang-orang VOC kemudian menyingkir ke
Maluku. Setelah VOC hengkang dari Jayakarta pasukan Banten pada awal
tahun 1619 juga mengusir Inggris dari Jayakarta. Dengan demikian Jayakarta
sepenuhnya dapat dikendalikan oleh Kesultanan Banten.
Tahun 1619 Gubernur Jenderal VOC Laurens Reael digantikan oleh Gubernur
Jenderal Jan Pieterzoon Coen (J.P. Coen). J.P. Coen dikenal gubernur jenderal
yang berani dan kejam serta ambisius. Oleh karena itu, merasa bangsanya
dipermalukan pasukan Banten dan Inggris di Jayakarta, maka J.P. Coen
mempersiapkan pasukan untuk menyerang Jayakarta. Armada angkatan
laut dengan 18 kapal perangnya mengepung Jayakarta. Ternyata dalam
waktu singkat Jayakarta dapat diduduki VOC. Kota Jayakarta kemudian
dibumihanguskan oleh J.P. Coen pada tanggal 30 Mei 1619. Di atas puingpuing
kota Jayakarta itulah dibangun kota baru bergaya kota dan bangunan di Belanda.
Kota baru itu dinamakan Batavia sebagai pengganti nama Jayakarta.
J.P. Coen adalah gubernur jenderal yang sangat bernafsu untuk memaksakan
monopoli. Ia juga dikenal sebagai peletak dasar penjajahan VOC di Indonesia.
Disertai dengan sikap congkak dan tindakan yang kejam, J.P.Coen berusaha
meningkatkan eksploitasi kekayaan bumi Nusantara. Cara-cara VOC untuk
meningkatkan eksploitasi kekayaan alam dilakukan antara lain dengan:
1. Merebut pasaran produksi pertanian, biasanya dengan memaksakan
monopoli, seperti monopoli rempah-rempah di Maluku.
2. Tidak ikut aktif secara langsung dalam kegiatan produksi hasil pertanian.
Cara memproduksi hasil pertanian dibiarkan berada di tangan kaum
Pribumi, tetapi yang penting VOC dapat memperoleh hasil-hasil
pertanian itu dengan mudah, sekalipun harus dengan paksaan.
3. VOC sementara cukup menduduki tempat-tempat yang strategis.
4. VOC melakukan campur tangan terhadap kerajaan-kerajaan di
Nusantara, terutama menyangkut usaha pengumpulan hasil bumi dan
pelaksanaan monopoli. Dalam kaitan ini VOC memiliki daya tawar
yang kuat, sehingga dapat menentukan harga.
5. Lembaga-lembaga pemerintahan tradisional/kerajaan masih tetap
dipertahankan dengan harapan bisa dipengaruhi/dapat diperalat,
kalau tidak mau baru diperangi.
Setelah berhasil membangun Batavia dan meletakkan dasar-dasar penjajahan
di Nusantara, pada tahun 1623 J.P. Coen kembali ke negari Belanda. Ia
menyerahkan kekuasaannya kepada Pieter de Carpentier. Tetapi oleh
pimpinan VOC di Belanda, J.P. Coen diminta kembali ke Batavia. Akhirnya
pada tahun 1627 J.P. Coen tiba di Batavia dan diangkat kembali sebagai
Gubernur Jenderal untuk jabatan yang kedua kalinya. Pada masa jabatan
yang kedua inilah terjadi serangan tentara Mataram di bawah Sultan Agung
ke Batavia.
Batavia senantiasa memiliki posisi yang strategis bagi VOC. Semua kebijakan
dan tindakan VOC di kawasan Asia dikendalikan dari markas besar VOC di
Batavia. Di samping itu Batavia juga terletak pada persimpangan atau menjadi
penghubung jalur perdagangan internasional. Batavia menghubungkan
perdagangan di Nusantara bagian barat dengan Malaka, India, kemudian
juga menghubungkan dengan Nusantara bagian timur. Apalagi Nusantara
bagian timur ini menjadi daerah penghasil rempah-rempah yang utama,
maka posisi Batavia yang berada di tengah-tengah itu menjadi semakin
strategis dalam perdagangan rempah-rempah.
VOC semakin serakah dan bernafsu untuk menguasai Nusantara yang kaya rempah-rempah ini.
Tindakan intervensi politik terhadap kerajaan-kerajaan di Nusantara dan pemaksaan monopoli perdagangan terus dilakukan. Politik devide et impera dan berbagai tipu daya juga dilaksanakan
demi mendapatkan kekuasaan dan keuntungan sebesar-besarnya. Sebagai contoh, Mataram yang merupakan kerajaan kuat di Jawa akhirnya juga dapat dikendalikan secara penuh oleh VOC. Hal ini terjadi setelah dengan tipu muslihat VOC, Raja Pakubuwana II yang sedang dalam keadaan sakit keras dipaksa untuk menandatangani naskah penyerahan kekuasaan Kerajaan Mataram kepada VOC pada tahun 1749. Tidak hanya kerajaan-kerajaan di Jawa, kerajaan-kerajaan di luar Jawa
berusaha ditaklukkan. Untuk memperkokoh kedudukannya di Indonesia
bagian barat dan memperluas pengaruhnya di Sumatera, VOC berhasil
menguasai Malaka setelah mengalahkan saingannya, Portugis pada tahun
1641. Berikutnya VOC berusaha meluaskan pengaruhnya ke Aceh. Kerajaan
Makassar di bawah Sultan Hasanuddin yang tersohor di Indonesia bagian
timur juga berhasil dikalahkan setelah terjadi Perjanjian Bongaya tahun
1667. Dari Makasar VOC juga berhasil memaksakan kontrak dan monopoli
perdagangan dengan Raja Sulaiman dari Kalimantan Selatan. Sementara
jauh sebelum itu yakni tahun 1605 VOC sudah berhasil mengusir Portugis
dari Ambon. VOC menjadi berjaya setelah berhasil melakukan monopoli
perdagangan rempah-rempah di Kepulauan Maluku. Untuk mengendalikan
pelaksanaan monopoli di kawasan ini dilaksanakan Pelayaran Hongi.
Pengaruh dan kekuasaan VOC semakin meluas. Untuk memperkuat kebijakan
monopoli ini di setiap daerah yang dipandang strategis armada VOC
diperkuat. Benteng-benteng pertahanan dibangun. Sebagai contoh Benteng
Doorstede dibangun di Saparua, Benteng Nasau di Banda, di Ambon sudah
ada Benteng Victoria, Benteng Oranye di Ternate, dan Benteng Rotterdam di
Makasar.
Dalam rangka  memperluas pengaruh dan kekuasaannya itu, ternyata
perhatian VOC juga sampai ke Irian/Papua yang dikenal sebagai wilayah
yang masih tertutup dengan hutan belantara yang begitu luas. Penduduknya
juga masih bersahaja dan primitif. Orang Belanda yang pertama kali sampai
ke Irian adalah Willem Janz. Bersama armandanya rombongan Willem Janz
menaiki Kapal Duyke dan berhasil memasuki tanah Irian pada tahun 1606.
Willem Janz ingin mencari kebun tanaman rempah-rempah. Tahun 16161617
Le Maire dan William Schouten mengadakan survei di daerah pantai
timur laut Irian dan menemukan Kepulauan Admiralty bahkan sampai ke
New Ireland.
Dengan penemuan ini maka nama William diabadikan sebagai nama kepulauan, Kepulauan Schouten. Pada waktu orang-orang Belanda sangat memerlukan bantuan budak, maka banyak diambil dari orang-orang Irian. Pengaruh VOC di Irian semakin kuat. Bahkan pada tahun 1667, Pulau-
pulau yang termasuk wilayah Irian yang semula berada di bawah kekuasaan Kerajaan Tidore sudah berpindah tangan menjadi daerah kekuasaan VOC. Dengan demikian daerah pengaruh dan kekuasaan VOC sudah meluas di seluruh Nusantara.

Comments

Popular posts from this blog

PERADABAN DUNIA SEBELUM ISLAM

PERADABAN DUNIA SEBELUM ISLAM Peradaban dunia menjelang lahirnya Islam telah menyimpang jauh dari ketentuan ajaran Allah. Pada masa pra-Islam terdapat dua kekuatan peradaban dunia, yaitu peradaban Romawi Timur dan peradaban Persia, dua kerajaan yang menjadi tetangga Arab, tempat lahirnya Islam. Dua kekuatan besar tersebut merupakan dua super power dunia pada masa itu sekaligus merupakan adikuasa dunia. Arab sebagai tempat munculnya agama Islam belum dikenal dalam percaturan sejarah dunia sebelumnya. Peradaban Arab ketika itu memiliki corak, yaitu bobroknya moralitas bahkan sama sekali tidak mencerminkan budaya yang positif, sehingga peradaban Arab ketika itu disebut sebagai peradaban Jahiliah. Dalam situasai dan kondisi peradaban dunia yang semacam itulah Nabi Muhammad SAW diutus Allah untuk membawa agama Islam dengan menjunjung tinggi peradaban bermoral. Peradaban Romawi Timur Kerajaan Romawi didirikan pada tahun 753 sebelum masehi (SM), dengan ibu kotanya Roma, dan usianya ...

Kemunduran Kerajaan Sriwijaya

Kemunduran Ekonomi Kerajaan Sriwijaya Kerajaan Sriwijaya mundur sekitar abad sebelas. Kemunduran kerajaan Sriwijaya diawali dengan adanya serangan dari kerajaan Colamandala dari India yang menyerang Sriwijaya bagian Semenanjung pada sekitar tahun 1023. Kawasan semenanjung yang mendapat serangan ini adalah daerah Kedah/Kadaran atau Kataha. Serangan dari kerajaan Colamandala ini berlangsung sampai tiga kali, yakni tahun 1023, tahun 1030 dan tahun 1068. Mengapa serangan Colamandala ini tidak langsung ke pusat kerajaan,melainkan ke Semenanjung? Untuk dapat menjawab pertanyaan itu, mari ikuti uraian berikut. Kita ketahui bahwa Sriwijaya adalah kerajaan Maritim. Sebagai kerajaan Maritim Sriwijaya sangat mengandalkan kawasan Semenanjung. Peranan penting Sriwijaya adalah kawasan Semenanjung ini. Dengan dikuasainya kawasan Semenanjung ini maka pusat kekuasaan akan melemah. Dengan dikuasainya kawasan Semenanjung yang merupakan urat nadi perekonomian Sriwijaya maka kegiatan perdagangan Sriwijay...

Pengertian demokrasi dan macam-macam demokrasi

Kata demokrasi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan sehingga demokrasi dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat. Kata ini kemudian diserap menjadi salah satu kosa kata dalam bahasa Inggris yaitu democracy.  Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara. Kebanyakan orang mungkin sudah terbiasa dengan istilah demokrasi, tapi tidak menutup kemungkinan masih ada yang salah dalam mempersepsikan istilah demokrasi. Bahkan tidak hanya itu, konsep demokrasi bisa saja disalahgunakan oleh para penguasa terutama penguasa yang otoriter untuk memperoleh dukungan rakyat agar kekuasaannya tetap langgeng. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi merupakan istilah politik yang berarti pemerintahan rakyat. Hal tersebut dapat diartikan bahwa dalam sebuah negara demokr...